Jalan Waras Politik Integritas
Solikhin Abu Izzuddin, Ketua MPW PKS Jawa Tengah
Tidak harus TENAR, tidak harus SANGAR, yang PENTING rezeki LANCAR, di jalan yang BENAR.
POLITIK ADALAH SENI
Seni untuk memengaruhi banyak orang pada kebaikan yang menjadi tujuan dan jalan untuk meraihnya. Tegas dalam prinsip simpatik dalam penampilan, kena ikannya tanpa keruh airnya, tercapai tujuan tanpa menimbulkan kerusakan. Bisakah? Mungkinkah?
Sebuah entitas dakwah ketika terjun bebas di ranah politik praktis tentunya akan diuji dengan berbagai pilihan antara memenangkan pemilihan dengan berbagai cara dengan bagaimana tetap berpegang teguh pada nilai dan keyakinan yang dipegangnya.
Apakah harus dibenturkan?
Inilah cara pandang yang mesti diubah, bahwa seolah-olah untuk meraih dukungan banyak orang harus mengikuti kebanyakan orang sehingga larut pada keinginan publik yang tidak baik lupa dengan misi baik untuk mendidik menjadi pemilik suara di dalam bilik.
Cara berpikir saling membenturkan atau konfrontatif mesti diubah dengan cara berpikir sinergis, yakni optimis meraih hasil terbaik yang manis dengan cara terbaik dan terjaga idealis. Alias dukungan banyak, menang telak tanpa harus meninggalkan luka yang terus terkuak.
Bagaimana caranya?
Penulis buku ini menawarkan ide-ide kreatif dan inovatif yang murah meriah bahwa berpolitik selain politik kebangsaan, politik pemberdayaan, politik silaturahim, dan politik spiritual ada lagi yakni POLITIK INTEGRITAS.
Sugih tanpa bandha, nglurug tanpa bala, menang tanpa ngasorake.
Seni adalah bahasa pemersatu bangsa-bangsa.
Karenanya sebelum mempersatukan banyak orang, banyak entitas dan komunitas, langkah pertama yang mesti dilakukan adalah mempersatukan seluruh anggota dan pengurus dalam satu tujuan yakni menjadi partai Islam rahmatan lil ‘aalamin yang kokoh dan terdepan dalam melayani rakyat dan negara kesatuan republic Indonesia.
Artinya partai harus menyelesaikan masalah-masalah internal baik yang berkenaan dengan moral dengan zero case maupun masalah ukhuwah yang ada agar tidak menggunting dalam lipatan.
Bahasa jawanya, kena ikannya tanpa keruh airnya. Dari bumi Jawa Tengah kita temukan banyak kearifan lokal, nilai-nilai luhur, sifat mulia yang perlu digali dan dihidupkan kembali untuk mempersatukan umat kepada kebaikan.
Dalam literasi bijak Jawa dikenal kearifan lokal yaitu sugih tanpa bondho, nglurug tanpa bolo, menang tanpa ngasorake. Kaya tanpa harus menumpuk harta, menyerbu musuh meski tanpa gelaran pasukan, dan mengalahkan tanpa menimbulkan kehinaan.
Bila kita mau berlapang dada, banyak hal yang bisa lakukan untuk membawa perubahan besar.
Milikilah semangat dengan berpikir menang, karena itulah yang akan selalu membangkitkan spirit untuk terus berjuang meraih prestasi gemilang. Ya, perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata.
Hidup akan lebih bermakna bila ada sentuhan seni di dalamnya. Orang jelek tak perlu diejek, namun diajak dengan bijak agar selalu ada kebaikan yang tercetak. Orang buruk jangan ditimpuk, namun tuntun menjadi sebaik-baik makhluk. Orang jahat jangan diumpat namun bimbing menuju taat.
APA YANG YANG KITA CARI?
Jika…
kita hanya mengejar harta
maka kita hanya akan menjadi budak harta
sedangkan harta tidak akan pernah
benar-benar kita miliki
Jika...
kita hanya mengajar kekuasaan
Maka kita hanya akan menjadi hamba kekuasaan
Sedangkan kita tidak akan pernah benar-benar berkuasa
Namun jika…..
kita hanya mengejar Allah Azza wa Jalla
Maka kita hanya akan menjadi hamba Allah
Sementara harta, dunia, dan kekuasaan akan sibuk mengejar kita
Mereka yang akan berlomba-lomba menawarkan diri menjadi hamba
Ditulis oleh : Solikhin Abu Izzuddin (Ketua MPW PKS Jawa Tengah)