Cerita Pertama Ikut Latansa, Dari Pegang Sutil Tiba-tiba Harus Menangkis Elbow

img

Oleh Lingga Permesti

Peserta Latansa DPD PKS Klaten, Jawa Tengah

Sebuah pesan pembina di grup whatsapp agar anggota UPA mengikuti kegiatan Latansa 2022 Klaten, Ahad 18 Desember masuk ke gawai, jauh-jauh hari sebelumya.

"Ini sifatnya wajib ya bu ibu, mohon diagendakan"

Dalam pikiran saya, asyik nih, bisa bertemu dengan berbagai anggota PKS se-kabupaten Klaten. Bisa jalin silaturahim dan rehat dari rutinitas domestik barang sejenak.

Oiya sebentar, apa sih Latasa itu? 

Buat yang belum tahu,  Latansa itu kependekan dari Pelatihan Perempuan Siaga Anggota Partai Keadilan Sejahtera (PKS).  Bukan, bukan sekadar kumpulan haha hihi biasa. Namun, Latansa merupakan agenda rutin tahunan khusus kakak-kakak akhwat PKS setelah non aktif selama pandemi (cung yang menolak dipanggil emak atau ibuk tadi????) .

Agendanya juga bukan sekadar mendengarkan cerita menjemukkan narasumber. Namun, lebih dari itu. Latansa memberi ruang para kakak akhwat yang menyukai bidang kepanduan untuk berkarya.  Latansa juga menjadi wasilah agar kakak akhwat kuat ragawi, ruhiyah, fikriyah dan maliyahnya terutama untuk menyongsong kemenangan 2024.

Perjuangan para kakak menghadiri Latansa memang patut membuat berkaca. Jauh-jauh hari sudah meminta izin kepala keluarga agar bisa menjaga anak-anak tercinta. Tak perlu ba bi bu, suami memang perlu mendukung dan menjadi support system kakak akhwat ini. Toh, pengasuhan bukan milik ibu saja, kan?  Menjaga anak seharian HARUSNYA bukan sebuah BEBAN bagi suami, kecuali memang si kecil masih harus disusui. 

Bahkan, salah satu peserta Latansa Klaten yang putra putrinya  sampai 8, DELAPAN! Datang untuk berpartisipasi dalam Latansa. Bahkan (lagi), ada peserta yang usianya mencapai 56 tahun, ada juga peserta yang sedang hamil dan ada pula yang baru usia 18 tahun.  

Semua perjuangan kakak akwat ini memang berbeda-beda ceritanya. Kakak-kakak dengan perjuangan datang dan ini sebagai pembuktian memenuhi perintah Allah Swt untuk berangkat dakwah dalam keadaan ringan maupun berat, memupuk soliditas Anggota Perempuan PKS dalam menyongsong kemenangan dalam Pemilu 2024.

Merapatkan Barisan

Perjalanan menuju lokasi Bumi Perkemahan Kalikotes lumayan jauh dari rumah, sekitar 20 menit lebih kurang dengan motor, dengan kecepatan di atas rata-rata saya berkendara. Sampai di lokasi bersama teman UPA, sudah banyak kakak-kakak mengantri untuk registrasi.

 Sebelum masuk,  kami 'dihadang' kakak Santika (Barisan Putri Keadilan) Bidang Kepanduan dan Kepemudaan DPD PKS Klaten untuk setoran hafalan QS As Saff 1-5. 

 "Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh."

Deg-degan rek setiap setoran! Syukurnya setoran bersama, kalau tidak, habis perkara ????. Setoran hafalan bukan barang baru buat anggota PKS, ya meski setiap UPA setoran terkadang terseok-seok meminta bantuan pancingan ayat dari teman (itu saya loh, bukan kakak-kakak yang lain).

Kurang lebih 250 peserta hadir mengikuti Latansa DPD Klaten. Apel kemudian dibuka oleh inspektur apel  Ketua DPD Klaten Sri Martono dan dipimpin oleh komandan apel Ketua Santika Kak Fatma. Sri Martono berharap, kehadiran kakak-kakak akhwat ini semakin menguatkan barisan kader terutama dalam aspek ragawi dan ruhiyahnya.  

Setelah apel, waktunya untuk mengeluarkan keringat dengan senam nusantara. Agaknya, senam kali ini percampuran aerobik dengan pemanduk sorak ????. Kami terhibur dengan Kak Shopi/ sofi / shopee?  yang memandu senam dengam semangat 45 mengalahkan kehebohan instruktur aerobik pada umumnya.

 "Kakak-kakak..saya jamin gobyosss ya...huu haahhh..semangat buu..huuu haahh" katanya sambil tersengal-sengal mengatur nafas.

Setelah berlelah senam, istirahat barang sekejap, mengisi lambung dengan segarnya air minum yang dibawa dari rumah masing-masing. Salah satu bentuk menjaga lingkungan karena mengurangi sampah plastik bekas botol air minum kemasan.  Terima kasih kakak Santika yang berupaya meminimalisir penggunaan plastik. 

Sebuah pelajaran penting diberikan oleh Bapak Fajri sebagai kader senior bahwa, kita, sebagai kader dakwah harus sadar dan memiliki pemahaman untuk menjaga spirit dalam berdakwah yang dapat menciptakan rasa aman, menghindari bahaya dan yang menimbulkan kemudhorotan. 

Upaya ini dilakukan dengan jalan mengurai, menganalisa, menarik kesimpulan segala apa yang terjadi di sekitar kita supaya kita menjadi sosok kader dakwah yang tanggap dan merespon dengan cepat apa yang terjadi di sekitar kita. Kita diajarkan pandangan universal yang mencakup wawasan politik, pemahaman nilai-nilai dan orientasi politik yang akan mendidik para kader dakwah untuk mengerti situasi dan kondisi problematika umat untuk kemudian mampu memberikan solusi atas permasalahan tersebut.

Ia mencontohkan  sebuah kisah Nabi Muhammad ketika hijrah. Ketika berhijrah, Nabi Muhammad ditemani sahabat Abu Bakar. Saat itu, banyak ancaman dari musuh-musuh Islam dan ingin membunuh Nabi Muhammad. Bahkan ada sayembara yang apabila dapat memenggal nabi, maka mendapat hadiah besar. Abu Bakar yang memang dikenal banyak orang karena status bangsawannya itu, ditanya oleh kaum kafir siapa yang berada di sebelahnya itu, dan ia menjawab, 'Ia adalah pemandu jalanku". Akhirnya, selamatlah nabi Muhammad dari incaran kaum kafir karena "kebohongan" Abu Bakar.

Tarbawiyah Jasadiyah

Ini yang kami tunggu, praktik bela diri dasar untuk para emak yang lebih suka dipanggil Kakak. Kami diberi ilmu bagaimana membela diri terhadap serangan orang jahat. Guru pencak silat pun dihadirkan.

Harap maklum, kami yang biasa menjalankan rutinitas domestik rumah tangga mengulek sambel dan memegang sutil, harus praktik pasang kuda-kuda, menangkis serangan, hingga melakukan gerakan elbow ternyata agak kikuk juga, tapi seru. Lihat saja ketawa riuh emak-emak yang salah mempraktikkan gerakan, membuat sakit perut karena menahan tawa.

Kemudian, Tim SAR Kabupaten Klaten juga datang untuk memberikan ilmu mitigasi bencana. Sebagai leher di rumah tangga, posisi ibu memang sangat vital dalam memberi pemahaman kepada keluarga tentang penyelamatan diri saat bencana kepada anak-anak. Ilmu inilah yang wajib juga disampaikan kepada anak, bahwa bencana bisa saja terjadi di lingkungan kita dan bagaimana keluarga memberi edukasi tentang itu.

Di sesi siang, kak Septi dari Santika DIY Klaten memberikan pengarahan apa itu Santika, program-program dan bidang-bidang. Bidang-bidang dari Santika Itu Sendiri, ada bidang pelayanan, keamanan, pembinaan dan Medsos. Diharapkan nantinya bisa mengikat para Santika yang baru gabung untuk selalu komitmen program santika selepas acara tersebut.

Sesi sore adalah waktunya fun games melatih kekompakan peserta Latansa. Tawa lepas pun kerap terdengar ketika permainan kekompakan itu menemui ujungnya, mempertahankan kelompok dengan menyerang atau diserang. Sebuah latihan uji strategi dan kekompakan. 

Latansa memang hanya satu tahun sekali, namun kenangannya akan melekat sampai nanti. Semoga dari kegiatan ini, lahir anggota PKS perempuan yang solid dan kompeten. Untuk selanjutnya siap berkontribusi memberi solusi masalah kebangsaan. 

Latansaaa...tangguh, berwawasan, melayani...